Shin Tae-yong Raja Strategi Aneh, 12 Tahun Lalu Pasang 2 Kiper Sekaligus dalam 1 Laga



Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, pernah menerapkan taktik aneh saat masih mengasuh klub Korea Selatan pada 2009.

12 tahun lalu, nama Shin Tae-yong belum dikenal luas di kancah sepakbola dunia.

Juru taktik asal Korea Selatan itu belum jadi sosok pelatih timnas yang berhasil mengalahkan Jerman di Piala Dunia 2018 di Rusia.

Lebih dari satu dekade lalu, Shin Tae-yong masih berprofesi sebagai pelatih salah satu klub papan atas di Liga Korea Selatan, Seongnam Ilhwa Chunma.

Meski belum pernah menggemparkan dunia dengan taktiknya di Piala Dunia 2018, Shin Tae-yong ternyata sudah punya strategi ciamik dalam mengelola timnya sejak dulu.

Misalnya pada gelaran K-League 2009, pelatih 52 tahun itu sempat mempertontonkan satu strategi aneh yang juga membuat bingung pencinta sepakbola Korea Selatan.

Strategi aneh yang ditunjukkan Shin Tae-yong itu tepatnya terjadi pada 22 November 2009.

Saat itu, Seongnam Ilhwa Chunma berhadapan dengan Incheon United dalam play-off ronde pertama untuk menentukan juara K-League musim itu.

Bermain di kandang sendiri, Seongnam Ilhwa Chunma punya keuntungan lebih dibanding tim tamu.

Namun siapa sangka, laga itu berlangsung panas dan penuh drama.

Dalam 1x45 menit saja, sudah ada empat kartu kuning dan satu kartu merah yang dikeluarkan wasit dari sakunya.

Tiga kartu kuning pertama ditujukan untuk tiga pemain Seongnam, yakni Kim Sung-hwan (19'), Kim Jung-woo (23'), dan Jeon Kwang-jin (41').

Kemudian pemain Incheon United, Kim Min-su, mendapat kartu kuning pada menit ke-45+3.

Satu menit berselang, pemain asing Seongnam, Sasa Ognenovski, mendapat kartu merah langsung dari wasit karena dianggap melakukan pelanggaran berat.

Melihat hal itu, Shin Tae-yong melakukan protes keras yang juga berujung kartu merah untuk dirinya sendiri.

Akibatnya, sepanjang babak kedua, pelatih timnas Indonesia itu harus memimpin skuadnya dari bangku penonton dengan bantuan walkie-talkie.

Kedua tim juga bermain sama kuat 0-0 sepanjang 90 menit, sehingga pertandingan harus dilanjutkan ke waktu tambahan 2x15 menit.

Pada babak tambahan, pemain Montenegro milik Seongnam, Dzenan Radoncic, berhasil mencetak gol lewat sundulan pada menit ke-100.

Sayangnya, ketika kemenangan sudah di depan mata, pemain Seongnam lainnya, Cho Byung-gook, mendapat kartu kuning kedua sekaligus kartu merah karena dianggap mengulur-ngulur waktu.

Delapan menit jelang berakhirnya babak tambahan, Kim Min-su berhasil jadi momok Seongnam setelah mencetak gol penyama kedudukan.

Di sinilah Shin Tae-yong mulai menunjukkan strategi anehnya.

Melihat ada kemungkinan adu penalti, Shin berniat mengganti kipernya.

Ayah kandung Shin Jae-won itu mempersiapkan kiper Kim Yong-dae di pinggir lapangan.

Namun anehnya kiper Jung Sung-ryong tidak ditarik keluar.

Alih-alih Jung Sung-ryong, Shin Tae-yong justru menarik keluar Kim Jung-woo yang berposisi sebagai gelandang.

Karena tak mungkin menaruh dua kiper di bawah mistar gawang, Jung Sung-ryong berjalan ke pinggir lapangan dan berganti kostum menjadi gelandang.

Keputusan memasukkan Kim Yong-dae dan menempatkan Jung Sung-ryo di tengah lapangan ternyata berbuah manis.

Meski Jung Sung-ryo gagal memasukkan bola dalam adu penalti, Kim Yong-dae melakukan tugasnya dengan baik setelah berhasil menepis tiga tendangan pemain Incheon United.

Tak cuma itu, Kim Yong-dae juga tampil sebagai salah satu penendang penalti dan melakukan tugasnya dengan baik.

Berkat strategi aneh itu, Seongnam Ilhwa Chunma berhasil menang dengan skor 4-3 dalam adu penalti.

Seusai laga, Shin Tae-yong mengaku terkejut melihat banyaknya drama dalam laga tersebut.

"Sejujurnya, saya sangat gugup hari ini. Saya sendiri tidak pernah melihat pertandingan sepakbola yang sangat dramatis," ucap Shin Tae-yong dikutip Bolasport.com dari Youtube K-League.

"Jadi saya sangat senang bisa menang. Dan saya ingin berterima kasih kepada para pemain yang sudah bermain dengan baik dan memberi hasil yang baik," katanya.

Ketika ditanya soal strategi anehnya, Shin mengaku sudah mempersiapkan hal itu sejak malam sebelumnya.

"Saya pikir pertandingan tidak akan sejauh ini. Tapi saya membayangkan bagaimana jika ada adu penalti."

"Kemarin saya tanya Sung-ryo dan Yong-dae, apakah mereka mau melakukan hal ini. Jadi tadi malam kami membuat seragam baru untuk Sung-ryo dan mempersiapkan semuanya," tutur Shin.

"Pastinya lebih bagus kalau Sung-ryo bisa mencetak gol. Saya sedikit gugup tadi waktu penaltinya gagal, tapi Yong-dae melakukan tugasnya dengan baik."

"Saya sangat senang bisa menang hari ini," tandasnya.

Setelah laga itu, Seongnam Ilhwa Chunma berhasil melaju hingga final K-League 2009 setelah mengalahkan Jeonnam Dragons di play-off kedua dan Pohang Steelers di semi final.

Sayangnya, Shin Tae-yong dan anak didiknya gagal meraih gelar juara K-League setelah kalah dari Jeonbuk Hyundai Motors di final.

Sumber : YOUTUBE K-LEAGUE