Tolak Uang Rp1 Miliar Mentah-mentah, Bagas Kaffa Tak Mau Terlibat Match-fixing



Pemain Barito Putera, Bagas Kaffa, menolak mentah-mentah uang Rp1 miliar demi menghindari praktik match-fixing di Liga Indonesia.

Kasus match-fixing di Liga Indonesia tampaknya masih belum terberangus hingga ke akar-akarnya.

Kasus pengaturan skor terjadi lagi di Liga 2 2021 yang dilakukan oleh lima pemain Perserang Serang dalam beberapa pertandingan.

Lima pemain itu pun sudah dipecat oleh Perserang Serang lantas mendapat sanksi dari Komite Disiplin (Komdis) PSSI berupa larangan beraktivitas di dunia sepakbola nasional selama beberapa waktu, mulai dari 1 hingga lima tahun.

Merebaknya kasus pengaturan skor di Liga 2 2021 lantas memotivasi Narasi, produser dari acara Mata Najwa di Trans 7 untuk menelusuri lebih jauh praktik match-fixing di Liga Indonesia saat ini.

Dari penelusuran itu, diketahui bahwa praktik pengaturan skor masih berlangsung, baik di Liga 2 dan bahkan di Liga 1 2021.

Pengakuan itu disampaikan sendiri oleh Mr. Y, pihak yang mengaku sebagai wasit Liga 1 dan sudah dua kali melakukan pengaturan skor di liga musim ini.

"Kita nggak mungkin tercium mbak, karena kita sudah biasa seperti itu, dan tugas mereka (orang yang pakai rompi Satgas) pun cuma berdiri," ujar Mr. Y dalam acara Mata Najwa dengan tajuk "PSSI Bisa Apa Jilid 6, pada Rabu (3/11/2021) malam.

"Untuk yang musim ini, saya dua kali main. Bisa jadi semua pertandingan wasit melakukannya (ikut terlibat)," ujarnya.

"Untuk uangnya sendiri, saya tidak bisa sebut, yang jelas harganya kisaran puluhan sampai ratusan juta per laga."

"Semakin tinggi tensi partainya, semakin mahal," tambahnya.

Masih maraknya pengaturan skor di Liga Indonesia tentu sudah menjadi rahasia umum bagi para pecinta sepakbola, mulai dari suporter hingga pemain dan stakeholder yang terlibat di dalamnya.

Namun, pemain Barito Putera, Bagas Kaffa, mengaku kalau dia sama sekali tidak tahu bagaimana sebenarnya praktik match-fixing itu dijalankan.

"Saya nggak tahu, dan nggak mau tahu juga. Memang pernah dengar, pernah lihat di Mata Najwa," kata Bagas Kaffa saat diwawancarai Roy Ricardo, seperti dikutip Bolasport.com dari Youtube KR TV.

"Saya sama sekali belum pernah ditawari (match-fixing). Saya kalau di luar arena, non teknis gitu, saya nggak tahu apa-apa, karena mungkin saya juga masih muda kan," kata Bagas Kaffa lagi.

Saudara kembar Bagus Kahfi itu secara tegas mengutuk praktik match-fixing yang dilakukan oleh para mafia bola di Indonesia.

Bahkan, saat ditawari Roy Ricardo uang senilai Rp1 miliar untuk melakukan pengaturan skor, Bagas Kaffa langsung menolak mentah-mentah.

"Leave it, karena itu buat ke depannya tidak bagus kan. Cuma dapat satu miliar untuk sementara, buat apa," jawab Bagas.

"Karena yang penting kan sebagai pemain bola, rezeki lancar terus, rezeki mengalir terus, panjang kariernya," tambah pemain timnas U-19 Indonesia itu.

Sumber : Bolasport.com